LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
“Sel Elektrolisis”
Di Susun Oleh:
AMRINA ALHUMAIRA
NIM: 1111016200036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Judul Percobaan: Sel Elektrolisis
Tanggal Percobaan: 14 April 2012
Tujuan
Percobaan: Mengamati elektrolisis ZnSO4
dan CuSO4 menggunakan elektroda Cu, Fe, C, dan Zn.
Dasar Teori
Elektrolisis adalah suatu proses
dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda yang tercelup dalam elektrolit.
Ketika tegangan diberikan terhadap elektroda itu. Elektroda yang bermuatan
positif disebut anoda dan elektroda yang bermuatan negarif disebut katoda.
Elektroda seperti platina yang hanya mentransfer elektron dari larutan, disebut
elektron inert. Elektroda reaktif adalah elektroda yang secara kimia memasuki
reaksi elektroda selama elektrolisis, terjadilah
reduksi pada katoda dan oksidasi pada anoda. (Dogra, 1998)
reduksi pada katoda dan oksidasi pada anoda. (Dogra, 1998)
Elektrolisis adalah peristiwa
penguraian suatu elektrolit oleh suatu arus listrik. Jika dalam sel volta
energi kimia diubah menjadi energi listrik, maka dalam sel elektrolisis yang
terjadi adalah sebaliknya, yaitu energy listrik diubah menjadi energi kimia.
Dengan mengalirkan arus listrik ke dalam suatu larutan atau leburan elektrolit,
akan diperoleh reaksi redoks yang terjadi dalam sel elektrolisis. Faktor yang
menentukan reaksi kimia elektrolisis antara lain konsentrasi (keaktifan)
elektrolit yang berbeda, ada yang bersifat inert (tak aktif) dan elektroda tak
inert. (Anshory, 1984)
Dalam elektrolisis, sumber
aliran listrik digunakan untuk mendesak elektron agar mengalir dalam arah yang
berlawanan dengan aliran spontan. Hubungan antara jumlah energi listrik yang
dikonsumsi dan perubahan kimia yang dihasilkan dalam elektrolisis merupakan
salah satu persoalan penting yang dicarikan jawabannya oleh Michael Faraday.
Hukum Faraday pertama tentang elektrolisis, menyatakan bahwa “Jumlah perubahan
kimia yang dihasilkan sebanding dengan besarnya muatan listrik yang melewati
suatu elektrolisis”. Huku kedua tentang elektrolisis menyatakan bahwa,
“Sejumlah tertentu arus listrik menghasilkan jumlah ekivalen yang sama dari
benda apa saja dalam suatu elektrolisis”. (Petrucci,
1985)
Alat dan Bahan
Alat:
·
Wadah 2 buah
·
Gelas ukur 2
buah
·
Pipet tetes
2 buah
·
Stopwatch 1
buah
·
Neraca
O-hauss 1 buah
·
Catudaya 1
buah
·
Multimeter 1
buah
·
Capit buaya
4 buah
·
Ampelas 4
buah
Bahan:
·
Larutan CuSO4
20ml
·
Larutan ZnSO4
20ml
·
Elektroda Cu
·
Elektroda Zn
·
Elektroda Fe
·
Elektroda C
Prosedur dan Pengamatan
Prosedur
|
Pengamatan
|
Percobaan
1
Menuangkan
larutan CuSO4 sebanyak 20ml ke dalam wadah. Mengampelas elektroda
Fe dan Zn. Menimbang massa awal elektroda. Menyiapkan rangkaian elektrolisis
dengan menyambungkan catudaya, multimeter dan elektroda menggunakan capit
buaya. Kemudian, menyelupkan kedua elektroda ke dalam larutan CuSO4.
Mengamati arus yang mengalir setiap 5 menit sekali. Setelah itu, menimbang
massa akhir elektroda.
|
Massa Fe
setelah di elektrolisis yaitu . Sedangkan, massa Zn setelah di elektrolisis
yaitu
|
Percobaan
2
Sama
persis seperti percobaan pertama. Namun, elektroda yang digunakan adalah Cu
dan C
|
Massa Cu
setelah di elektrolisis yaitu . Sedangkan, massa C setelah di elektrolisis
yaitu
|
Percobaan
3
Menuangkan
larutan ZnSO4 sebanyak 20ml ke dalam wadah. Mengampelas elektroda
Fe dan Cu. Menimbang massa awal elektroda. Menyiapkan rangkaian elektrolisis
dengan menyambungkan catudaya, multimeter dan elektroda menggunakan capit
buaya. Kemudian, menyelupkan kedua elektroda ke dalam larutan ZnSO4.
Mengamati arus yang mengalir setiap 5 menit sekali. Setelah itu, menimbang
massa akhir elektroda.
|
Massa Fe
setelah di elektrolisis yaitu . Sedangkan, massa Cu setelah di elektrolisis
yaitu
|
Percobaan
4
Sama
persis seperti percobaan ketiga. Namun, elektroda yang digunakan adalah Zn
dan C.
|
Massa Zn
setelah di elektrolisis yaitu 3,02 gram. Sedangkan, massa C setelah di
elektrolisis yaitu 5,50 gram.
|
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, telah
dilakukan pengamatan elektrolisis terhadap larutan ZnSO4 dan CuSO4
menggunakan elektroda Zn, Cu, Fe, dan C, yang bertujuan untuk mengetahui
peristiwa terjadinya reaksi kimia oleh arus listrik. Elektrolisis adalah
peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh suatu arus listrik. Jika dalam sel
volta energi kimia diubah menjadi energi listrik, maka dalam sel elektrolisis
yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu energi listrik diubah menjadi energi
kimia.
Pada percobaan pertama, telah
dilakukan elektrolisis larutan ZnSO4 dengan elektroda Fe dan Zn.
Katoda tidak mungkin ikut bereaksi selama elektrolisis karena logam tidak ada
kecenderungan menyerap elektron membentuk ion negatif. Tetapi, anoda mungkin
saja ikut bereaksi, melepas elektron dan mengalami oksidasi, kecuali logam
inert yang tidak bereaksi. Dalam reaksi, katoda bergantung pada jenis kation. Dalam
hal ini, kationnya adalah Zn2+, sehingga reaksi katoda adalah: Zn2+
(aq) + 2e → Zn(s). Pada reaksi anoda akan
bergantung pada jenis anoda dan anion. Dalam hal ini, anodanya bukan termasuk
logam inert. Maka reaksi pada anoda adalah Fe(s) → Fe2+(aq)
+ 2e. Jadi, dalam sel elektrolisis tersebut Zn akan bertambah, sedangkan Fe
akan berkurang. Namun, dalam percobaan yang telah dilakukan, massa Zn maupun
massa Fe keduanya bertambah.
Pada percobaan kedua dilakukan
elektrolisis ZnSO4 dengan elektroda Cu dan C. Dalam percobaan, anoda
tidak diketahui manakah yang akan bereaksi mengalami oksidasi. Jika anodanya
adalah C, maka C tidak akan ikut bereaksi, sehingga reaksinya adalah 2H2O(l)
→ 4H+ + O2(g) + 4e. Jika anodanya adalah Cu, maka reaksi
yang terjadi adalah Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e.
Sedangkan Zn2+ berperan sebagai katoda. Maka dalam katoda akan
terjadi reaksi: Zn2+ (aq) + 2e → Zn(s). pada
percobaan tersebut massa Cu bertambah sedangkan massa C berkurang.
Pada percobaan ketiga dilakukan
elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda Fe and Cu. Percobaan ini
sama seperti percobaan pertama. Fe berperan sebagai anpda, sehingga akan
terjadi reaksi oksidasi: Fe(s) → Fe2+(aq) +
2e. Sedangkan Cu2+ berperan sebagai katoda, sehingga akan terjadi
reaksi reduksi di katoda: Cu2+(aq) + 2e → Cu(s).
Dalam data percobaan didapatkan massa Fe dan Cu keduanya bertambah.
Pada percobaan keempat,
dilakukan elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda Zn dan C.
percobaan ini sama dengan percobaan kedua. Pada anoda tidak diketahui manakah
yang akan mengalami oksidasi. Jika anodanya adalah Zn, maka reaksi yang terjadi
yaitu Zn(s) → Zn2+ (aq) + 2e. Jika anodanya
adalah C, maka yang akan terelektrolisis adalah 2H2O(l) →
4H+ + O2(g) + 4e. Sedangkan dalam katoda, reaksi yang
terjadi adalah Cu2+(aq) + 2e → Cu(s). Pada
percobaan didapatkan massa Zn dan C bertambah.
Dalam percobaan yang telah
dilakukan, terjadi beberapa kesalahan dalam hal bertambah dan berkurangnya
massa. Hal ini disebabkan oleh:
1. Salah
pemasangan katoda dan anoda.
2. Pada saat
penimbangan, neraca o-hauss mungkin tidak akurat.
3. Saat
elektrolisis dilakukan, mungkin kedua elektroda saling bersentuhan ataupun
bersentuhan dengan wadah.
4. Pada saat
akan ditimbang, setelah dilakukan elektrolisis, mungkin endapannya meluruh.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel
volta. Dalam sel elektrolisis, listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi
redoks tak spontan.
2. Elektrolisis larutan ZnSO4 dengan
menggunakan elektroda Cu dan C, serta elektrolisis larutan CuSO4
dengan menggunakan elektroda Zn, tidak dapat ditentukan reaksi yang terjadi di
anoda.
3. Elektrolisis larutan ZnSO4 dengan
elektroda Zn dan Fe menghasilkan reaksi: Zn2+ (aq) + Fe(s)
→ Zn(s) + Fe2+(aq). Sedangkan, elektrolisis
larutan CuSO4 dengan elektroda Cu dan Fe menghasilkan reaksi: Cu2+
(aq) + Fe(s) → Cu(s) + Fe2+(aq).
Daftar Pustaka
Anshory,
Irfan. 1984. Kimia. Ganesha Exact: Bandung.
Dogra. 1998.
Kimia Fisika. Universitas Indonesia: Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern
Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Ebookfreetoday.com/sel-sel-elektrolisis~o~pdf.htm/
diakses pada tanggal 18 April 2012.
Philn.
Wordpress.com/2010/2011/percobaan-elektrolisis/ diakses pada tanggal 18 April 2012.
No comments:
Post a Comment