LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
“Laju
Reaksi”
Disusun
Oleh:
AMRINA
ALHUMAIRA
NIM:
1111016200036
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYAIRF
HIDAYATULLAH JAKARTA
Judul
Percobaan:
Laju Reaksi
Tanggal
Percobaan:
7 April 2012
Tujuan
Percobaan:
Mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Dasar Teori
Laju reaksi
kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi
molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah terus
menerus seiring dengan perubahan konsentrasi. (Chang, 2005)
Laju (atau
kecepatan) menunjukkan sesuatu yang terjadi persatuan waktu. (Petrucci, 1987) Laju reaksi dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis.
Konsentrasi
adalah banyaknya zat terlarut di dalam sejumlah pelarut. Semakin banyak zat
terlarut, maka akan semakin besar pula konsentrasi larutan. suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi mengandung partikel yang lebih banyak, jika dibandingkan
dengan larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah. Pada konsentrasi tinggi,
memungkinkan tumbukan yang terjadi akan lebih banyak, sehingga membuka peluang
semakin banyak tumbukan efektif yang menyebabkan laju reaksi menjadi lebih
cepat. Akibatnya, hasil reaksi akan lebih cepat terbentuk.
Suhu.
Peningkatan suhu meningkatkan fraksi molekul yang memiliki energi melebihi
energi aktivasi. Frekuensi tumbukan meningkat dengan meningkatnya suhu, dan
diharapkan hal tersebut sebagai faktor untuk mempercepat suatu reaksi kimia. (Petrucci, 1987)
Luas
permukaan memiliki peranan yang penting dalam laju reaksi. Apabila semakin
kecil luas permukaan, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel,
sehingga laju reaksi semakin lambat. Begitupun sebaliknya. Karakteristik
kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan
itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
Katalis ialah
zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dan mempercepatnya, tetapi ia
sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang permanen. Jadi, katalis tidak
muncul dalam persamaan kimia secara keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat
mempengaruhi hukum laju, memodifikasi, dan mempercepat lintasan yang ada, atau
lazimnya, membuat lintasan yang sama sekali baru bagi kelangsungan reaksi.
Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah
yang sangat sedkit. (Oxtoby, 2001)
Alat dan
Bahan
Alat:
·
Tabung reaksi 6 buah
·
Kaki tiga 1 buah
·
Rak tabung reaksi 3 buah
·
Penjepit tabung reaksi 1 buah
·
Gelas ukur 6 buah
·
Gelas kimia 6 buah
·
Pipet tetes 5 buah
·
Spatula 1 buah
·
Statif dan ring 1 buah
·
Pembakar spirtus 1 buah
·
Neraca O-hauss 1 buah
·
Batang pengaduk 1 buah
·
Kawaat kasa 1 buah
·
Thermometer 1 buah
·
Lumpang dan alu 1 buah
·
Stopwatch 1 buah
Bahan:
·
Pita magnesium 4 buah
·
HCl 0,5M; 1M; 2M; DAN 3M
·
HCl 0,1 M 60ml
·
Na2S2O3 0,1M 60ml
·
H2O2 15ml
·
NaCl 4 tetes
·
FeCl3 4 tetes
·
Batu pualam (padat dan serbuk) 2 gram
Prosedur dan
Pengamatan
Prosedur
|
Pengamatan
|
1.
Pengaruh Konsentrasi
Menyediakan
4 buah tabung reaksi, lalu mengisi masing-masing tabung dengan pita
magnesium. Memasukkan HCl 0,5 M pada tabung pertama, HCl 1 M pada tabung
kedua, HCl 2 M pada tabung ketiga, dan HCl 3 M pada tabung keempat. Mengamati
keempatnya, mencatat waktu yang dibutuhkan sampai reaksi berhenti.
|
Pita magnesium yang digunakan masing-masing berukuran 3x3 mm.
Pada tabung pertama, reaksi berjalan lambat dengan waktu 6342 detik. Pada
tabung kedua, reaksi berjalan agak lambat dengan waktu 397 detik. Pada tabung
ketiga, reaksi berlangsung sedang dengan waktu 183 detik. Sedangkan, pada
tabung keempat, reaksi berlangsung cepat yaitu dalamw aktu 51 detik.
|
2.
Pengaruh Suhu
Memasukkan larutan 15ml Na2S2O3 0,1
M ke dalam 15ml larutan HCl 0,1 M yang ditaruh di atas kertas bertanda
X. Mengamati sampai tanda X tidak terlihat dari atas. Kemudian, menaikkan
suhu larutan Na2S2O3 menjadi 400C,
500C, dan 600C lalu mempraktikkan sama seperti Na2S2O3
yang tidak dipanaskan. Mengamati juga, sampai tanda X menghilang. Mencatat
suhu awal dan akhir.
|
Pada percobaan pertama, didapatkan suhu campuran sebesar 290C.
laju reaksi berlangsung sangat lambat dengan waktu 888 detik. Pada suhu 400C,
laju reaksi berlangsung lebih cepat dengan waktu 103 detik. Pada suhu 500C,
laju reaksi tidak jauh dengan percobaan sebelumnya yaitu dalam waktu 96
detik. Pada suhu 600C, laju reaksi berlangsung paling cepat dengan
waktu 66 detik. Warna akhir larutan yaitu putih pucat.
|
3.
Pengaruh Luas Permukaan
Menyiapkan 2 buah tabung reaksi. Mengisi tabung pertama dengan bongkahan
batu pualam sebanyak 2 gram, lalu menambahkan 1ml HCl 2M. Mengisi tabung
kedua dengan gerusan batu pualam sebanyak 2 gram, lalu menambahkan pula 1ml
HCl 2M. Mengamati laju reaksi keduanya.
|
Tabung pertama, membutuhkan waktu sampai laju reaksi berhenti
selama 1020 detik. Sedangkan, tabung kedua membutuhkan waktu 600 detik sampai
laju reaksi berhenti.
|
4.
Pengaruh Katalis
Menyiapkan 3 buah tabung reaksi, kemudian mengisi ketiganya
dengan 5ml larutan H2O2. Tabung pertama sebagai
pembanding. Menambahkan tabung kedua dengan NaCl 0,1 M 2 tetes. Menambahkan
tabung ketiga dengan FeCl3 0,1 M 4 tetes. Mengamati ketiganya.
|
Laju reaksi pada tabung pertama berlangsung selama 2 jam, 1
menit, 3 detik. Pada tabung kedua selama 1 jam, 39 menit, 22 detik. Pada
tabung ketiga selama 7 menit, 54 detik.
|
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini, telah dilakukan percobaan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi. Faktor-faktor tersebut yaitu konsentrasi, suhu, luas
permukaan, dan katalis.
Pada percobaan
pertama dilakukan pengamatan faktor laju reaksi, yaitu konsentrasi, yang
dilakukan dengan mereaksikan pita magnesium bersama HCl yang konsentrasinya
berbeda-beda. Pada konsentrasi yang rendah, yaitu 0,5 M, laju reaksi berjalan
sangat lambat. Semakin ditingkatkan konsentrasi HCl, laju reaksi semakin
berjalan cepat, yaitu saat konsentrasi dinaikkan menjadi 1 M, 2 M, dan 3 M. Hal
ini membuktikan bahwa konsentrasi mempengaruhi laju reaksi. Jika konsentrasi
suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin cepat pula, begitu juga
sebaliknya. Suatu larutan dengan konsentrasi pekat mengandung partikel yang
lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan yang berkonsentrasi kecil
(encer), sehingga lebih mudah dan lebih sering bertumbukan. Itulah sebabnya,
makin besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin cepat pula laju reaksinya.
Pada
percobaan kedua, dilakukan pengamatan terhadap suhu. Pencampuran antara HCl
dengan Na2S2O3, sebanyak masing-masing 15 ml;
0,1 M, diperlukan wakt selama 14 menit 40 detik. Tetapi, saat suhu Na2S2O3
dinaikkan menjadi 400C, 500C, dan 600C
ternyata memerlukan waktu lebih sedikit saat pencampuran HCl. Hal ini
disebabkan karena suhu turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila
suhu pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel
semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering,
menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan,
maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
Pada percobaan
ketiga, dilakukan pengamatan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi.
Berdasarkan percobaan, bongkahan batu pualam sebanyak 2 gram yang direaksikan
degan HCl 2 M bereaksi lebih lambat dibandingkan dengan batu pualam yang
dihaluskan terlebih dahulu kemudian direaksikan dengan HCl. Berdasarkan teori,
bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan
sebuah bongkahan zat padat dengan massa yang sama, karena bubuk zat padat
memiliki luas permukaan yang lebih besar. Suatu zat akan bereaksi hanya jika
zat tersebut bercampur dan terjadi tumbukan. Tumbukan tersebut terjadi antara
luas permukaan bidang sentuh dari masing-masing molekul. Semakin luas permukaan
suatu zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi, semakin kecil ukuran partikel
zat, reaksipun akan berlangsung cepat.
Pada
percobaan terakhir, dilakukan pengamatan katalis dalam laju reaksi. Katalis
adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi pada suhu tertentu, tanpa
mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis
berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu
lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Dalam percobaan
digunakan katalis H2O2, dimana tabung pertama dijadikan
standar yang tidak diperlakukan apa-apa lalu mulai terbentuk gelembung. Namun,
setelah tabung H2O2 ditambahkan NaCl 0,1 M atau FeCl3
0,1 M, waktu reaksi berlangsung sangat kontras. Pada penambahan FeCl3
reaksi berhenti pada menit ke 7, detik ke 54. Namun, saat penambahan NaCl,
reaksi berhenti pada jam ke 1, menit ke 39, detik ke 22. Hal ini mungkin
disebabkan karena sifat katalis yang spesifik, yaitu hanya cocok pada substansi
tertentu.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laju rekasi yaitu:
·
Konsentrasi. Semakin tinggi konsentrasi, maka laju rekasi semakin
cepat. Semakin rendah konsentrasi, maka laju reaksi semakin lambat.
·
Suhu. Peningkatan suhu akan mempercepat laju reaksi.
·
Luas permukaan. Semakin luas permukaan, maka laju reaksi akan
semakin cepat.
·
Katalis. Katalis yang ditambahkan akan mempercepat laju reaksi.
Daftar
Pustaka
Chang, Raymond. 2005. KIMIA DASAR: Konsep-Konsep Inti Edisi
Ketiga Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Oxtoby, dkk. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi Keempat
Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern
Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Fileq.wordpress.com/2012/02/25/laporan-laju-reaksi/ diakses
tanggal 12 April 2012.
Scribd.com/doc/40737371/laporan-laju-reaksi/ diakses tanggal 12
April 2012.
☺
ReplyDeleteThanks a lot, you save my life
ReplyDeleteBravo
ReplyDeleteLandasan teorinya cuk :v
ReplyDeleteTerima Kasih, Kak telah membantu.
ReplyDeleteU ARE MY HERO
ReplyDelete